About Myself

Foto saya
Hai, Ajinomotogurl-desu! Panggil saja : Ajino Seorang perempuan penyuka laki-laki tamvan 2D dan meng-claim dirinya sebagai "not Fujoshi". Hobi menggambar, menonton anime, membaca komik dan novel, dan membuat cerita dan kini tengah terkena demam "Haikyuu!!" Yoroshiku!!

Senin, 30 Maret 2020

Resensi Novel "Memory of Glass" Akiyoshi Rikako


Resensi Novel Memory of Glass


(sorry for bad quality)

Judul : Memory of Glass/ Garasu no Satsui
Tahun terbit : Cetakan Pertama : November 2019
Halaman : 360halaman
Harga : Rp.97.000,00
Blurb

Polisi bilang,
Aku melaporkan diriku sendiri.
Kata mereka, aku membunuh seorang pria.
Hanya saja... aku tidak ingat.
Aku tidak ingat pernah melapor,
Apalagi membunuh orang.
Sebenarnya, apa yang terjadi?


Cukup misterius bukan dari blurb-nya saja? Bahkan saya juga berkata begitu. Apa maksudnya kata, “Kata mereka...” bagaimana bisa dia tidak tahu? padahal dia yang melakukannya?
Novel ini akan mengupas blurb-nya secara lengkap.

Ya.. ketika saya membeli ini, waktu ada pameran buku di kota saya waktu itu harganya turun menjadi hanya Rp.78.000,00 saja. Sebenernya waktu itu saya juga ingin membeli Silence karya Akiyoshi Rikako dan I Saw the Same Dream Again karya Sumino Yoru, tapi saya ingat uang yang saya bawa terbatas :’) maklum pelajar.

Oh saya membeli tanpa dengan bonus, hanya buku saja. Baiklah, saya akan menjelaskan sinopsis dari cerita ini.


Sinopsis

Kashihara Mayuko, orang yang diduga membunuh seorang pria bernama Gouda Mikinari. Menurut kesaksian polisi, Mayuko melaporkan dirinya sendiri, tetapi setelah ditanyai lagi, Mayuko tidak ingat apapun, bahkan ia tidak ingat ia sedang apa di kantor polisi. Kejadian ini berkaitan dengan kecelakaan 20 tahun lalu yang dialami Mayuko, hingga menyebabkan ia memiliki gangguan eksekutif pada otak sehingga hal baru yang terjadi tidak bisa ia ingat. Ia hanya mengingat memori 20 tahun lalu, tepatnya sebelum kejadian kecelakaan.

Detailnya, kecelakaan itu adalah kasus pembunuhan massal yang dilakukan oleh Gouda Mikinari dan membuat kedua orang tua Mayuko terbunuh. Mayuko kabur—melompat dari bus dan ia tertabrak oleh mobil yang sedang melaju kencang. Pelaku yang menabrak Mayuko itu adalah Kashihara Mitsuharu—suaminya. Mungkin karena mereasa bertanggung jawab, Mitsuharu akhirnya menikahi Mayuko—walaupun Mayuko sering lupa bahwa ia sudah menikah.

Saat melewati beberapa penyelidikan, ia bertemu dengan detektif bernama Kiritani Yuka dan Nomura Junji. Merekalah yang bertanggung jawab atas kasus Mayuko. Kiritani Yuka merasa ada yang janggal dalam kasus ini, mendengar Mayuko yang memiliki gangguan ingatan,tidak mungkin ia bisa ingat saat ia melapor. Bisa jadi ia mereka-reka kejadian yang ada seperti menyusun cerita. Disaat ditengah-tengah kasus itu, datanglah “orang ketiga” yang merupakan salah satu tersangka.

Selain kasus Mayuko, novel ini juga menceritakan hubungan keluarga Kiritani Yuka, tentang ibunya yang mengalami demensia dini. Ketika melihat sosok Mayuko, ia menjadi teringat oleh ibunya. Novel ini juga menyajikan konflik keluarga yang dialami Yuka ketika ia terpaksa memasukkan ibunya ke panti.

Bagi saya, novel ini sangat luar biasa, bahkan saya seperti masuk tersedot dalam novel. Sudut pandang yang diambil ada sudut pandang pertama yaitu dari Mayuko, dan sudut pandang orang ketiga dari Yuka. Ketika sudut pandang yang diambil dari Mayuko, saya merasa geregetan sendiri dengan sifat pelupanya yang bertahan hanya sebentar (terlebih lagi di bagian terakhir). Kelebihan novel ini menurut saya BANYAK! Speechless lah, menemani waktu social distancing saya ;) dan alurnya urut, seperti biasanya novel ini banyak kejutan dan membuat saya su’udzan (buruk sangka) terhadap salah satu tokohnya. Sedikit peringatan saja, novel ini sedikit mengandung unsur bawang :’) disarankan tetap tegar ya!
Ah... jika bicara soal kekurangan, saya rasa... sulit karena ini menurut saya masterpiece walau rentang membaca saya agak lama setelah membeli (Sekitar 2 minggu).
Jika boleh memberikan bintang atau rating, saya memberi 5/5.

Terima kasih sudah membaca! Semoga bermanfaat! Jaa... mata ne, Minasan!




Senin, 16 Maret 2020

Resensi Novel "CONFESSIONS" Minato Kanae




Judul: Confessions/Kokuhaku
penerbit : Penerbit Haru
Tahun terbit : Cetakan Pertama : Agustus 2019
Halaman : 304 halaman
Harga : Rp.87.000,00


Moriguchi Yuko adalah seorang guru SMP.
Saat Anaknya yang berusia 4 tahun ditemukan meninggal,
semua orang mengira itu cuma kecelakaan nahas,
Akan tetapi, Moriguchi yakin anaknya dibunuh
oleh dua dari anak didiknya.
Karena itu, dia tidak akan membiarkan kedua anak itu bebas.
Dia ingin balas dendam, dan dendam yang dia 
lakukan itu hanyalah awal dari sebuah mimpi buruk...

Yak, sebagai pembuka, buku ini versi aslinya terbit tahun 2007 bahkan sudah ada film/live actionnya. Minato Kanae memang seorang penulis misteri yang berhasil menyabet berbagai penghargaan. Well, bahkan novel ini masuk posisi pertama dalam 10 besar Weekly Bunshun kategori Novel Misteri Terbaik.

Diceritakan dalam novel, seorang guru SMP bernama Moriguchi Yuko, memiliki anak berumur 4 tahun bernama Manami. ia dikejutkan dengan berita kematian anaknya ditemukan di pinggir kolam renang. Ia yakin, yang membunuh anaknya adalah 2 dari anak didiknya. Di sini, ia ingin membalas dendam.

Novel ini di tiap bab-nya menceritakan dari sudut pandang yang berbeda, dengan pembuka oleh sudut pandang Moriguchi Yuko. Ia bercerita tentang kisah sebelum anaknya meninggal di depan seluruh murid kelas 2-B. Setelah itu, ia mengundurkan diri sebagai wali kelas 2-B. Di bab kedua, menceritakan pengakuan dengan sudut pandang Kitahara Mizukisi ketua kelas tentang pendapatnya soal Shuya dan Naoki-- 2 murid yang diduga membunuh anak Moriguchi Yuko. Yang ketiga sudut pandang kakak kedua Naoki, lebih tepatnya ini perspektif ibu Naoki karena di bab itu kakaknya membaca buku harian ibunya. Tentang mengapa  Naoki terus-terusan mengurung diri di kamar.

 Bab ke 4 dan 5 diceritakan oleh kedua pelaku pembunuhan anak Moriguchi Yuko. Yang pertama adalah sudut pandang Naoki, ia adalah orang yang berhati lemah dan merasa paling menderita setelah mendengar pengakuan gurunya--Moriguchi. Ia kira Watanabe Shuya juga sama sepertinya, penuh penyesalan. Akan tetapi, mari kita sedikit lebih memperhatikan sudut pandang perencana pembunuhan, Watanabe Shuya. Ya... dia memang anak yang pintar, jenius, ia bisa menciptakan alat-alat yang luar biasa seperti dompet kejut, benda yang digunakan untuk "membunh" Manami. Tidak seperti Naoki, Shuya cenderung masih santai-santai saja setelah kasus itu diungkap oleh gurunya sendiri. Bahkan ia merasa bangga. Ia menceritakan mengapa ia ingin menciptakan alat itu dan untuk siapa ia tunjukkan. Rupanya, berhasil nahas.

Lantas, bagaimana dengan dendam Moriguchi? apa sudah terbalas? silahkan cari jawabannya di novel Confessions ini. Menurut saya gak mahal-mahal banget, dibawah 100.000 rupiah, yaitu 87.000. 
Nah, disini saya benar-benar bisa merasakan peran ibu yang sangat dalam. Seorang ibu yang merasa marah karena anaknya yang satu-satunya sudah tiada. Dalam novel ini memang para ibu lebih ditonjolkan. Terlebih kisah dari Watanabe Shuya sendiri yang... menurut saya bahasa kasarnya, miris. Walaupun ia pintar, tetapi tidak memiliki akhlak yang baik, itu percuma. Saya setuju dengan pendapat ibu Naoki tentang Moriguchi, egois lebih mementingkan anaknya daripada anak didiknya. Tetapi tidak sepenuhnya saya setuju. Peran seorang ibu memang seharusnya begitu, terlebih lagi Moriguchi yang single mother. Saya sendiri juga kasihan dengan Naoki, ya... walaupun dia dibesarkan cukup baik oleh ibunya, tetapi kasih sayang yang diberikan ibu Naoki dipandang lain oleh anak itu.

"Saya melihat ada dua hal disini: kasih sayang ibu yang begitu besar hingga memupuk dendam dan kehausan perhatian dari ibu yang menciptakan monster dalam diri seorang anak. Mengerikan sekaligus mengagumkan. Buku ini merupakan manifestasi mimpi buruk berkepanjangan."

Diatas itu kutipan komentar dari L.M Cendana, penulis Helenina yang saya ambil dari novel Confessions. Membaca novel ini butuh kesabaran, terlebih lagi bagi orang yang seperti saya pengen yang cepet-cepet mungkin memiliki sensasi lain dalam membacanya. Tetapi sekali membaca saya merasa "uwah..... kok gitu?" "Kok jadi kasihan...". Saya benar-benar bisa bersimpati dengan para tokoh di dalamnya. Kelebihan dari novel ini, seperti yang sudah disebutkan, mudah dipahami dan kalian akan merasa seperti berada di dalam cerita dan mendengarkan pengakuan mereka secara langsung. Merasakan imaji yang kuat. Sulit sekali menemukan kekurangan dari novel ini, mungkin karena saya lebih suka novel misteri seperti menebak-nebak pelaku suatu peristiwa, jadi kurang srek membaca ini. Bahkan saya menyelesaikannya 6 bulan setelah membeli novelnya.

Ya, sebagai penutup, saya ingin memberikan amanat dari novel Confessions, salah satu kesimpulan yang saya dapat adalah percuma jika otak encer/cerdas tetapi memiliki perilaku yang buruk dan menggunakan kepintaran itu untuk suatu hal yang jahat. Jika diperbolehkan memberi rating sih... saya memberi 4.5/5 bintang. Kenapa gak 5? ya... itu tadi, karena saya tidak terlalu sreg dengan yang tidak memecahkan misteri. Sekian resensi dari saya, semoga bermanfaat! 😄

instagram : @ajinomotogurl

#resensi #minatokanae